Korupsi


Salam Anti-Korupsi! 

Oke selamat datang para pembaca, dimana saja kalian berada, aku padamu! 
Hehe.

Kali ini aku mau ngomongin soal korupsi. Ya! KORUPSI. Kata lainnya adalah busuk. Mumpung hari ini masih belum jauh dari momentum Hari Anti-Korupsi Sedunia, 9 Desember. Bahasan ini cukup menarik mengingat korupsi sudah mendarah daging dan masyarakat pun sudah terlihat tutup mata dengan adanya dan banyaknya kasus korupsi yang banyak menjerat pejabat-pejabat negara.


Akar Permasalahan
Biar aku awali pembahasan korupsi ini dengan kata 'sebab'. Ya, Sebab Turki. Bukan, maksud saya Kebab. Oke fokus. Ganti kata 'sebab' dengan kata 'akar permasalahan'. Semua hal, dalam hal ini masalah yang terjadi, mempunyai akar permasalahan. Sekarang kita lihat, apa akar permasalahan dari korupsi? Ada yang tau? 
Yak! Benar sekali. Mencontek dan berbohong. Mencontek disini, maksudku semisal mencontek sewaktu ujian, ulangan, dll. Pernahkah kalian melakukannya saat masih kecil? Sewaktu SMP atau mungkin SMA? Aku yakin semuanya pernah melakukannya. Hal yang wajar untuk seorang manusia yang tak pernah luput dari kesalahan. Namun, apakah kalian pernah berpikir jika kedua hal itu adalah akar permasalahan dari masalah besar yang terjadi di Indonesia kita sekarang? Berpikirlah. Hal kecil sekaligus buruk itu sangat berbahaya jika sudah menjadi kebiasaan. 

Coba kamu pikir lagi, mencontek adalah perbuatan curang. Berbohong adalah tidak mengatakan hal yang sebenarnya. Misal kita lagi ujian, aturannya kan kita ga boleh nyontek, nah kalo kita nyontek berarti kita melanggar dari aturan yang ditetapkan. Selain itu, kalo kita nyontek, secara sadar atau ga sadar kita berarti sedang membohongi diri kita sendiri, membohongi kemampuan yang kita miliki. Mungkin dengan nyontek, hasil ataupun nilainya mungkin akan jauh lebih bagus, namun itu adalah hasil yang bohong! Karena sebenarnya kita tidak mampu untuk mengerjakannya jika tidak mencontek. 

Bagaimana nanti?
Penjelasanku diatas membuktikan jika moncontek dan berbohong itu buruk dan busuk juga. Nah, jika hal itu terjadi pada anak-anak bangsa, dan hal itu sudah menjadi kebiasaan mereka, maka petaka mengancam negeri ini. Bagaimana mungkin di masa depan negara ini bisa berjalan dengan semestinya dengan kondisi generasi muda yang masih memiliki perilaku mencontek dan berbohong. Yang saya takutkan, dua perilaku ini tidak dapat hilang sehingga pada saat mereka generasi muda menjadi penerus dalam tatanan pemerintahan, perbuatan curang dan busuk itu menjadi landasan mereka dalam menjalankan pekerjaan. Korupsi inilah salah satu hasil dari kecurangan yang dilakukan. Kebohongan-kebohongan yang dilakukan untuk memperlancar dan menutupi korupsi yang dilakukan menjadi sangat mudah dilakukan. Karena mereka sudah terbiasa berbohong dan curang. Gimana? Ngeri kan? Lantas, bagaimana nanti jika hal itu terjadi?   

Inget ga kata-kata "Kesalahan yang dilakukan secara terus-menerus dan berulang, lama-lama akan menjadi sebuah kebenaran". Coba bayangkan apabila anak-anak bangsa sudah menganggap mencontek dan berbohong itu suatu kebenaran. Tak terbayang mau jadi apa negeri ini. 

Diskusi
Beberapa hari yang lalu aku berdiskusi dengan teman-teman. Membahas tentang korupsi. Aku sempat mengeluarkan statement bahwa "mencontek itu perlu". Sontak teman-temanku memberikan tanggapan atas apa yang aku sampaikan tersebut. Sebenarnya maksudku disini adalah mencontek terkadang perlu dilakukan untuk memberikan pengalaman kepada kita bahwa mencontek itu tidak baik. Yang pada akhirnya adalah menimbulkan kesadaran diri sehingga seseorang itu tidak akan mengulanginya lagi karena pernah melakukannya. Sebenarnya mengapa aku mengangkat hal ini, karena berkaca pada diri sendiri. Jujur aku banyak melakukan hal menyontek dan berbohong pada saat SMP dan SMA. Sangat beruntung Allah memberikanku kesadaran bahwa mencontek dan berbohong itu tidak benar, dan hanya menimbulkan masalah. 

Bukan maksudku disini menghalalkan untuk kita mencontek. Tetap kita himbau dan ajak anak-anak sekolah maupun mahasiswa untuk tidak mencontek. Statement-ku diatas hanyalah sebuah pengalaman yang aku dapatkan dalam kehidupanku sendiri. Dari diskusi itu juga menghasilkan sebuah ide untuk membuat gerakan untuk mengajak para pelajar untuk tidak mencontek, namun dengan bahasa yang diperbaharui. Yaitu dengan tidak menggunakan kata 'jangan'. Salah satunya adalah membuat poster dengan konten "Yuk Belajar Bareng Biar Bisa Ngerjain Ujian". Karena salah satu cara untuk tidak nyontek ya belajar, menguasai materi. 

Solusi
Kalau bicara tentang solusi, kita juga harus tau apa penyebabnya? Kalau penyebabnya adalah mencontek dan berbohong, solusinya ya dengan tidak mencontek dan tidak berbohong. Begitu kan? Hehe. Tapi ya ga gitu juga. Ga nyontek tapi ga belajar ya sama aja boong! Ga boong karena ga ngelakuin apa-apa ya sama aja. Belajarlah untuk jadi manusia yang berkualitas. Jujurlah untuk menjadi manusia yang memiliki integritas. Imbangilah kedua hal tersebut dengan ibadah dan doa pada Tuhan Yang Maha Esa. Jadilah orang yang intelektual namun juga menjunjung tinggi agama. Insyaallah jika kita punya usaha positif untuk menjadi lebih baik, akan selalu ada jalan di depan kita.

Sekian beberapa hal yang bisa aku tulis pagi ini. Perbedaan pendapat sangat mungkin terjadi dan itu adalah hal yang wajar. Aku mengharapkan komentar dari kalian yang membaca tulisan ini. Semoga bermanfaat.

Hidup Mahasiswa!
Rabu, 11 Desember 2013
Posted by Unknown

Wisuda Sekolah Penerus Bangsa 2013

"Ada sebuah awal, ada sebuah akhir. Ada yang mengawali, dan ada pula yang mengakhiri." 
SPB 2013. Sekolah Penerus Bangsa 2013. Sebuah sekolah rintisan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UNS yang berjalan selama kurang lebih dua bulan, telah berakhir. Akhir ini adalah sekaligus sebuah awal untuk sebuah perjuangan selanjutnya. Kalian adalah keluarga baru kami, generasi penerus Indonesia.

Aku dan SPB 

Aku ingat sekali saat pertama aku mengikuti sekolah ini. Pada tahun 2012, aku mengikuti SPB 2012. Saat itu aku benar-benar tak tahu apa-apa, tak ada teman, tak ada kenalan. Namun entah mengapa, aku tetap berangkat saat Grand Opening SPB 2012. Ternyata aku tak sia-sia memutuskan untuk mengikuti sekolah ini dari awal. Aku menemukan apa yang aku cari di UNS ini, yaitu keluarga baruku, BEM UNS dan SPB 2012. 

Sekilas cerita diatas adalah pengalamanku mengikuti sekolah ini. Sebuah sekolah yang mempertemukanku dengan orang-orang hebat dalam kampus maupun luar kampus. Saat ini posisiku sudah berbeda, dahulu sebagai peserta, dan sekarang menjadi panitia perkap. Disini aku memiliki kewajiban untuk mengajari mereka, memberikan apa saja yang telah aku dapatkan selama belajar di kampus UNS tercinta ini, terutama dalam hal organisasi. 

Kepanitiaan kami mulai terbentuk saat Juli 2013. Kami mulai merancang konsep untuk sekolah ini. Sebuah konsep baru, warna baru, dan suasana yang baru untuk menciptakan insan-insan yang berkualitas bukan hanya di kelas, namun juga di luar kelas, bahkan lebih. Karena disini kami ingin menunjukkan bahwa BEM UNS mempunyai sebuah wadah untuk mahasiswa belajar tentang banyak materi, banyak hal, dan banyak kegiatan untuk kemudian dapat dimengerti dan diterapkan dalam kehidupan.

Antusiasme dari mahasiswa terhadap SPB sangat terlihat terutama saat EXPO UNS 2013. Sangat banyak mahasiswa baru yang ingin bergabung dan mengikuti sekolah ini. Tahun ini, sebanyak 180 dari 400 peserta terdaftar, melakukan registrasi ulang dengan membayar uang SPP sekolah ini sejumlah Rp 35.000. SPP ini adalah biaya mulai dari awal, sampai akhir. Menurutku, ini tak sebanding dengan SANGAT BANYAK hal yang didapatkan dari sekolah ini.

SPB 2013

Dahulu berbeda dengan sekarang. Begitu juga dengan suasana SPB dari tahun ke tahun. Pada SPB 2012, sedikit, namun kami memiliki sense of belonging yang lebih, baik itu antar teman SPB maupun pengurus BEM. Pada SPB 2013 ini aku belum merasakan hal yang sama seperti dulu. Mungkin karena mereka terlalu banyak dan jarang bertemu. Bahkan ada beberapa anak SPB yang tidak merespon padahal dia berpapasan dengan kakak SPB-nya. Aku sangat menyayangkan hal seperti ini. Banyaknya kuantitas tidak menjamin kualitas yang bagus. Aku merasakannya, dan semoga hal ini dapat diperbaiki untuk tahun depan.

Keberjalanan SPB 2013 tidak selamanya berjalan lancar. Mulai dari awal, sampai akhir, semuanya memiliki cerita. Entah itu disaat Grand Opening, Moving Class, maupun disaat kumpul masing-masing kerajaan. Aku menyesal tak mengikuti Grand Opening SPB 2013, namun hal itu terbayar ketika aku mengikuti Wisuda SPB. Saat Moving Class, aku senang melihat peserta SPB 2013 antusias dan respek dengan kegiatan yang diselenggarakan. Meskipun masih banyak kekurangan didalam pelaksanaan, namun kami sudah berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan yang terbaik.

Saat kumpul masing-masing kerajaan, aku yakin dari semua kerajaan, pasti belum pernah ada yang ngumpul semua anggota penuh. Pasti ada aja yang kurang. Ya itulah yang aku alami selama jadi pendamping. Belum lagi ngehadapin anak-anak SPB yang macem-macem sifatnya. Jujur, itu susah. Tapi balik lagi, semuanya pasti ada manfaatnya. Semuanya pasti ada suatu hikmah yang bisa diambil. Dan aku bersyukur mendapatkan pengalaman itu.

Wisuda SPB 

Wisuda identik dengan mahasiswa yang udah lulus kuliah yang akhirnya diwisuda. Nah yang ini beda, ini namanya Wisuda SPB dimana seluruh peserta SPB yang terdaftar, dinyatakan telah selesai menempuh sekolah ini. Meskipun wisuda ini tanda udah selesainya sekolah ini, tapi wisuda disini sebenarnya adalah awal dari perjuangan kalian kedepan. Selanjutnya mau kemana? Mau ikut apa? Mau jadi apa? Mau bertanggung jawab atas janji yang diikrarkan saat wisuda apa ngga? Semua itu pilihan. Balik lagi ke diri sendiri yang nentuin mau kemana. Kalian harus jadi orang hebat dimanapun pilihan kalian. Agar kami bangga jika alumni dari SPB ini, melahirkan orang-orang yang berkualitas dijalannya masing-masing. Yang jelas, kalau kalian ikut BEM UNS, kami siap untuk berjuang bersama kalian, membimbing, belajar bersama, dan tergabung lebih dekat dalam sebuah keluarga baru kami. 

Melihat acara wisuda SPB, Sabtu-Minggu, 23-24 November 2013 lalu, benar-benar sebuah prosesi yang sangat bermakna. Hal tersebut terlihat usai Mas Toma selaku Presiden BEM UNS resmi memberikan izin untuk me-wisuda peserta SPB 2013. Semuanya terharu, entah itu panitia, maupun peserta. Mereka bahagia karena selesainya sekolah ini, sekaligus sedih karena sebuah kebersamaan yang telah terjalin, harus berakhir. Namun menurutku, semuanya belum berakhir. Kita masih memegang erat SPB 2013 agar tetap menjadi bagian dari kami, BEM UNS. 

Aku, Aji, dan Kerajaan Samudra Pasai. Itu Yayak (paling kiri) kok bisa disitu yak? -_-

Calon pemimpin masa depan nih. Semoga kita bisa berjuang bersama.

Peserta SPB 2013 setelah diwisuda dan mendapatkan sertifikat. Ditunggu kontribusinya ya!

Beberapa panitia terharu dengan selesainya SPB 2013 tahun ini.

Yang terakhir dariku.. 

Dan yang terakhir, semoga kalian, SPB 2013, panitia, dan semua yang terlibat dalam sekolah ini, tolong jangan pernah melupakan sebuah kebersamaan yang telah kita ciptakan bersama. Kita punya tujuan yang sama, yaitu meneruskan bangsa, meneruskan perjuangan pahlawan kita. Biarlah orang lain menganggap kita aneh, bodoh, kurang kerjaan, atau apalah. Karena memang kita berbeda, berbeda dari yang lain! Untuk menjadi orang hebat, kita harus berbeda dari orang lain yang terlihat seperti biasanya. 

SPB 2013. Kami Generasi Penerus Merah Putih!

Hidup Mahasiswa! Hidup Rakyat Indonesia! 

Kamis, 28 November 2013
Posted by Unknown

Spesies Mahasiswa


Hai bro! 
Dimanapun kalian berada, dan dengan apapun kalian membaca tulisan ini. Semoga senantiasa dilindungi oleh-Nya. 

Kali ini aku mau ngomongin tentang mahasiswa. Yoi. Berhubung aku juga mahasiswa dan masa-masa seperti ini juga masa paling 'istimewa' kalo menurutku. Iyalah, secara kita udah lebih gede dari segi apapun, entah fisik maupun psikis. Cara mahasiswa kuliah juga udah beda banget kayak pas sekolah dulu. Kalo dulu sekolah cuma buat ngejar nilai, lulus, dan naik tingkat. Nah kuliah, masa mau ngulangin kayak gitu lagi? 

Mahasiswa identik dengan kaum intelektual, juga identik dengan kaum pemuda. Pemuda adalah suatu masa dimana seseorang memiliki kekuatan paling puncak. Pokoknya paling kuat diantara masa bayi dan masa tua. Kalo aku analogikan jadi kayak gini:

Ibarat kelapa mau dibikin es kelapa muda. Kalo kelapanya terlalu muda, dagingnya masih dikit, juga belum terlalu keras. Nah kalo kelapanya udah tua, dagingnya juga udah keras, ga enak buat dijadiin es kelapa muda. Sama kayak pemuda, kalo masih muda banget, balita gitu, pemikirannya masih belum kebentuk, energi juga masih belum penuh. Kalo udah tua beda, dari segi pemikiran mungkin masih oke ya, tapi dari segi tenaga, ya yang namanya udah tua masa mau dipaksain?

Nah pemuda adalah posisi diantara dua masa di atas. Ga muda banget, tapi juga ga tua banget. Balik lagi ke mahasiswa sebagai pemuda. Harusnya mahasiswa punya kegiatan lebih dibandingkan mereka yang belum mahasiswa dan mereka yang udah lulus. Berarti kalo mahasiswa sekarang kerjaannya cuma  kuliah-pulang-kuliah-pulang (kupu-kupu), bisa jadi dia bukan termasuk golongan pemuda. Atau mungkin dia pemuda tapi pemuda yang ga manfaatin energi yang diberikan Tuhan disaat dia masih muda. Sayang banget kan udah nyia-nyiain tenaga yang udah dikasih sama Tuhan? Percuma banget gitu ga dipake. Mending tenaganya ditransfer ke mereka yang udah tua tapi jiwanya masih muda. 

Mahasiswa 

Hidup itu pilihan. Mau jadi orang baik atau jahat, mau rajin atau males, mau mandiri atau manja, mau bersih apa mau kotor. Semua itu kita tentuin sendiri, walaupun juga ada faktor lain yang mempengaruhi. 

Sama kayak jadi mahasiswa, banyak nemuin pilihan juga. Beberapa pilihan itu adalah:
  1. Mahasiswa yang akademis tapi aktif
  2. Mahasiswa yang aktif tapi akademis
  3. Mahasiswa yang fokus satu aspek
  4. Mahasiswa yang biasa-biasa aja

Sebenernya banyak banget pilihan mau jadi mahasiswa kayak gimana, tapi yang paling umum yang yang kayak di atas ini. Sebelumnya aku mau kasih tau disini definisi tentang mahasiswa aktif itu gimana. Jadi mahasiswa aktif itu bisa juga disebut aktivis kampus, dia yang sering berkutat di dunia organisasi beserta segala kegiatannya. 

Oke, dari pilihan di atas, aku kasih penjelasan di bawah ini.

Mahasiswa yang akademis tapi aktif

Mahasiswa spesies ini lebih mengutamakan hal-hal yang berbau perkuliahan dibanding organisasi. Jadi, dia lebih pengen dapet nilai yang bagus daripada ikut kegiatan organisasi yang ga kalah bagusnya juga. Tapi setelah urusan perkuliahannya selesai, dia baru lanjutin urusan organisasinya. Ga sampe disini aja, mahasiswa ini juga serius buat kuliah dan selalu menguasai materi dan dapet nilai bagus. Dan, dia juga berusaha buat selalu berkontribusi di organisasinya walaupun ga maksimal.

Mahasiswa yang aktif tapi akademis  

Mahasiswa macem gini jarang aku temuin di kampus. Ya ada, tapi ga banyak. Karena kebanyakan mahasiswa yang aktif itu kurang fokus ke kuliahnya gegara ngurusin kegiatan di organisasinya. Jadi mahasiswa spesies ini adalah mahasiswa yang sering ikut banyak kegiatan kampus, entah itu panitia maupun peserta, tapi juga ga ngelupain tanggung jawabnya buat belajar dan memahami materi perkuliahan. Kalo aku sih jujur abis ikut kegiatan mesti langsung cape, pulang, tiduran di kasur, terus mimpi basah indah. Ga sempet buat baca-baca gegara udah cape. 
Mahasiswa yang aktif tapi akademis itu abis selesai kegiatan ya pulang, terus baca-baca materi kuliah dan dipahamin. Cuman hal kayak gini perlu niat yang kuat buat konsisten.

Mahasiswa yang fokus satu aspek

Mahasiswa ini milih antara dua pilhan. Jadi mahasiswa aktif (aktivis) atau jadi mahasiswa akademis. Sekalinya dia milih, maka dia menyepelekan atau meng-kurang penting-kan aspek yang lain. Contohnya mau jadi aktivis, rela lulus lama buat ngurus organisasi dengan segala tujuan dan masalah yang ada. Lebih milih ikut kegiatan kampus yang lain daripada ikut kuliah yang menurutnya ga terlalu penting dan bisa dititipin absen. Hehe. 

Nah kalo mahasiswa akademis, dia ga ikut organisasi apa-apa. Menurutnya itu buang-buang waktu. Dia pikir, mending belajar aja yang rajin, dapet nile bagus, cumlaude, trus lulus cepet dan dapet kerjaan. Aku paling ga suka nih tipe-tipe yang kayak gitu itu. Menurut lo nilai bisa njamin lo dapet kerjaan bagus, hah?

Mahasiswa biasa-biasa aja

Saking biasanya, aku sampe bingung mau njelasin kayak gimana. Mungkin mahasiswa ini ada, cuma buat menuh-menuhin kampus kali ya? Hehe. 

Minggu, 17 November 2013
Posted by Unknown

Kenapa?




Selamat pagi, siang, sore, malem. 
Dimanapun kalian berada semoga selalu bersemangat ya, mas bro mbak bro.

Di kesempatan ini, aku mau jelasin tentang kenapa atau mengapa. Kenapa ini dan mengapa itu. Sebenernya ga terlalu dipermasalahin sih. Cuman ya mumpung awal, jadi ya iseng-iseng aja gitu biar nambah-nambahin postingan.

Oke. Pertama yang mau aku jelasin disini adalah, kenapa domain blog ini 'kebeletbaca'? 

Ada dua jawaban. 

Yang pertama adalah karena secara ga langsung, aku ngajak temen-temen menumbuhkan budaya membaca. Membudayakan membaca yang sampe 'kebelet' buat baca tulisan-tulisan. Kalo werewolf itu haus darah, nah kalo kita haus akan bacaan. Secara ya, banyak baca banyak pengetahuan juga. Semakin banyak kita mengajak otak kita untuk berpikir dengan apa yang kita tangkap dari sebuah bacaan.

Yang kedua, susah banget cari domain yang masih tersedia. Hehe.

Udah aku coba-coba nih, eh banyak banget yang udah dipake. Hampir aja aku pasrah dengan domain zzzzzzzzzzzz.blogspot.com. Dan sampai aku menemukan domain di atas dengan filosofi yang kuciptain sendiri. Hehe.

Kenapa harus 'Mulai.' ?

Disini sebenernya aku pengen memulai sebuah karya, karya tulisan. Bisa jadi pemanasan sebelum jadi seorang penulis yang sebenarnya. Karena kebanyakan, memulai sebuah sesuatu adalah yang paling susah. Nah, disinilah aku mulai untuk memulai apa yang harus dimulai untuk memulai sebuah permulaian. Halah!

Kenapa harus Blog?

Sejauh ini yang aku tau, yang masih gratisan dan yang bisa ngedit tampilan sendiri itu yang cuma blogspot. Berhubung masih pemula nih, aku bermasalah dengan poin yang ketiga. Iyalah. Secara ngedit html-html gitu. Dan rencananya aku mau belajar ke temenku. 

Kenapa harus......

Udah sih! Tanya mulu! Belajar sono biar ga tanya-tanya mulu. Hih! 
Kamis, 14 November 2013
Posted by Unknown

Sebuah Awal


Halo semua. 

Oke langsung aja, aku pengen jadi blogger. Blogger yang aku maksud disini adalah orang yang nulis di blog tentang pandangan-pandangannya, ceritanya, pengalamannya, nasehatnya, atau bahkan informasi-informasi yang dia dapatkan dari kehidupannya. 

Mungkin hal ini udah mainstream banget ya. Udah banyak yang ngelakuin hal kayak ginian. Dan banyak juga yang sukses dari tulisan-tulisan di blog-nya kayak macem radityadika itu. Tapi menurutku gapapa, sepanjang tujuan kita baik, dan kita juga ga ganggu orang lain, ya itu oke-oke aja kan?

Tulisan ini adalah awalku ingin  mengekspresikan segala sesuatu di kehidupanku lewat tulisan-tulisan maya. Sebenernya aku pengen jadi penulis, tapi pengalaman dan pengetahuan belum seberapa. Daripada nunggu punya pengalaman dan pengetahuan, ya mending dari sekarang kan?

Disini aku pengen mengajak temen-temen juga buat berpartisipasi kritis di tiap-tiap tulisan yang aku post. Ya istilahnya diskusi ringan gitu. Mahasiswa kan terkenal ke-kritisannya dan ke-intelektualnya. Nah, aku secara ga langsung ngajak kalian lebih tanggap di tiap-tiap masalah.

Selain itu, tujuanku mulai nge-blog ini adalah dari kata-kata yang ajib. Jadi bunyinya gini: Verba Valent, Scripta Manent. Artinya itu yang terucap akan lenyap, yang tertulis akan abadi. Nah, sepanjang tulisan-tulisan gue terposting di blog ini, harapannya juga akan abadi sampai tua nanti. Siapa tau juga aku mau jadi blogger sampe tua gitu. Kakek-kakek gaul doyan nulis di blog. Hehe.

Oke, selamat menikmati apapun yang aku posting di blog ini. Tujuanku baik. Dan semoga hasilnya juga baik. Semoga temen-temen juga mulai belajar menulis dari sekarang, biar bisa kita share dan tukar pikiran. 

Salam Blogger Indonesia!
Posted by Unknown

Popular Post

Info Lomba

Diberdayakan oleh Blogger.

- Copyright © Mulai. -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Galang Dayu Nugraha -